Sejarah Desa

26 Agustus 2016
Administrator
Dibaca 209 Kali
Sejarah Desa

Pada masa Pemerintahan Ida Bhatara Sakti Pemecutan kurang lebih abad ke 14 - 15 kerajaan Badung mengalami perkembangan yang sangat pesat, seperti tata pemerintahan, ketangguhan prajuritnya serta perluasan wilayah. Sebagai bukti adalah kerajaan Mengwi yang sangat besar dapat dikalahkan sehingga menambah perluasan wilayah kekuasaan diantaranya ; Bukit, Benoa, Jimbaran, Kuta, Padangsambian, Dalung, Kapal, Tibubeneng. Kerajaan - kerajaan kecil tersebut dapat dikuasai oleh Kerajaan Badung yang merupakan suatu perluasan wilayah kekuasaannya.

        Kata Tibubeneng berasal dari kata Tibuan yang artinya bulakan atau sumur, dan Neng artinya tidak ada air atau kering. Kata Tibuan dan Neng menjadi Tibubeneng dan dijadikan nama Banjar serta Desa Tibubeneng sampai saat ini.

         Konon katanya I Gusti Gede Mangku Nangun Yasa bersemadi di Tibuan Neng yang akhirnya dari hasil semadi, beliau mendapatkan senjata yaitu lelandepan bernama Ki Lemat Agung, dan Tamiangnya bernama I Kulen Jaya. Setelah beliau mendapatkan senjata tersebut seketika itu pula munculah air dari bawah yang disebut Buit Tirta yang sebelumnya Tibuan tersebut kering tanpa air. Sehingga sampai saat ini dijadikan sejarah yang dituangkan dalam Logo Desa Tibubeneng.

         Di ceritakan bahwa I Gusti Mangku Nangun Yasa adalah Putra kandung dari I Gusti Gede Meliling, yang mana I Gusti Gede Meliling adalah putra dari I Gusti Ngurah Bija dan Ayu Meliling dari Desa Bun ( sekarang bernama Desa Sedang ) yang dijadikan putra angkat oleh Raja Mengwi bernama I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng atau dengan sebutan Cokorda Made agung setelah menjadi Raja di Mengwi.

       Pada saat itu Ayu Meliling adalah merupakan abdi raja yang menyerahkan putranya kepada raja Mengwi dan diterima oleh Raja Mengwi dengan syarat harus bertempat tinggal di luar Puri atau lingkungan kerajaan dan oleh Raja mengwi diberikan nama : I Gusti Gede Meliling.

Selanjutnya I Gusti Gede Meliling memiliki Putra 7 Orang, yaitu :

  1. Gusti Nengah Kerobokan bertempat tinggal di Kerobokan.
  2. I Gusti Gede Rai bertempat tinggal di Banjar Sari
  3. I Gusti Gede Mangku bertempat tinggal di Tibubeneng
  4. I Gusti Gede Pegending bertempat tinggal di Pegending
  5. I Gusti Gede Beluran bertempat tinggal di Padang Bali
  6. I Gusti Gede Caca bertempat tinggal di Padang Luwih
  7. I Gusti Gede Tengah bertempat tinggal di Banjar Tegeh dalung

 

Pemerintahan di Masa Kerajaan Tibubeneng

I Gusti Gede Meliling dengan putra yang bernama I Gusti Gede Mangku yang memerintah di Tibubeneng atau di wilayah Tibubeneng kira-kira 1557 – 1702.

I Gusti Gede Mangku  mempunyai putra 3 orang yaitu :

  1. I Gusti Gede Rai
  2. I Gusti Made Saren
  3. I Gusti Nyoman Alit yang bertempat tinggal di Desa Berawa.

I Gusti Gede Mangku mempunyai wilayah cukup luas yang dianugrahi oleh Prabu Mengwi dengan batas wilayah yaitu :

  1. Utara : Desa Dalung
  2. Timur : Desa Kerobokan
  3. Selatan : Desa Bualu, Bukit, Jimbaran, Kuta, Pantai Selatan.
  4. Barat : Sungai Miah-miah

       I Gusti Made Mangku  melakukan semadi di Pura Dalem Padonan dan mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa ( Ida Sang Hyang Widhi ) berupa Keris Luk Lima yang dinamakan I Daun Buluh. Setelah mendapatkan Pusaka tersebut semua rakyat beliau sangat patuh dengan aturan-aturan dan awig-awig yang berlaku, gemah ripah loh jinawi dan tentram sejahtera. Dan ditempat Beliau bertapa beliau mendirikan Gedong tempat untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi yang meraga “Bhatara Ciwa”.

 

Runtuhnya Kerajaan Tibubeneng

        Kerajaan Tibubeneng runtuh berawal dari kerajaan yang ada di wilayah Kerobokan dan Padangsambian diantaranya adalah Kerajaan taulan di Taman Kerobokan, Kerajaan Kelaci di Uma Tegal Kerobokan, Kerajaan Lepang di Pagutan Padangsambian.

        Awalnya terjadi perang terhadap 3 Kerajaan ini sampai berdampak ke Kerajaan Tibubeneng. Singkat cerita dampak dari peperangan tersebut terjadilah peperangan besar antara Kerajaan Tibubeneng  dengan Kerajaan Badung, dimulai dari kerajaan  I Gusti Made Rai di Banjarsari, akhirnya Banjarsari kalah sehingga jatuh ketangan Kerajaan Badung, kemudian Kerajaan Banjarsari di lebur menjadi sawah dan pemukiman yang sampai sekarang dinamakan Subak Banjar Sari, Banjar Tegalgundul dan Banjar Pelambingan.

       Selanjutnya serangan menuju ke Kerajaan Berawa yang waktu itu diperintah oleh I Gusti Nyoman Alit yang akhirnya menyerahkan diri ke Badung dan ada yang melarikan diri sehingga tersisa 12 KK. Kemudian serangan selanjutnya Tandeg, Aseman sampai kerajaan Tibubeneng. Yang pada akhirnya raja Tibubeneng I Gusti Gede Mangku wafat.dan kerajaan Tibubeneng runtuh dikuasai oleh Kerajaan Badung.

Desa Tibubeneng memiliki Prebekel sebelum digabung menjadi satu dengan Desa Canggu, antara lain :

  1. I Gusti Gede Kosok.
  2. A.A. Putu Mandra memerintah sampai tahun 1939.
  3. A.A. Raka Mandri memerintah dari tahun 1939 sampai tahun1949
  4. I Made Pursa memerintah dari tahun 1950 sampai tahun1958

Mengingat jumlah penduduk dan pelayanan maka pada tanggal 1 Oktober 1962 Desa Canggu digabung menjadi Prebekel Tjanggu/Tibubeneng sampai tanggal 1 Agustus 1968. Kemudian sebutan Prebekel Tjanggu / Tibubeneng di ubah namanya menjadi satu yaitu Desa Canggu, yang di Pimpin Oleh ;

  1. I Nyoman Pegig Periode 1958-1974.
  2. I Wayan Jegriyasa Periode 1974-1984.
  3. I Nyoman Kurdana Periode 1984-1993.
  4. I Nengah Sudarsana Periode 1993-2001.

Pada tanggal 18 Juli 1997 (Kep. Gubernur Kepala Daerah Tk I Bali No. 408 Tahun 1997 Tentang Penetapan Desa-Desa Persiapan di Kab. Dati II Badung dan Tabanan) kembali diusulkan pemekaran dengan hasil :

  1. Desa Canggu ( Induk )
  2. Desa Tibubeneng ( Hasil Pemekaran )

     Untuk mengisi jabatan Kepala Desa Persiapan Tibubeneng di tunjuklah seorang Kepala Desa Persiapan yaitu Drs I Made Gandra (Kep. Bupati Dati II Badung Nomor 1433 Tahun 1997) , dan pada tanggal 6 Juli 1999 Desa Persiapan Tibubeneng menjadi Desa Difinitif (Kep. Gub. Kadati I Bali No. 289 Tahun 1999, Tentang Penetapan Desa-Desa Definitif di Kab. Dati II Tab. Dan Badung Tanggal 6 Juli 1999) Yang mana kepala desanya tetap dipercayakan kepada Drs I Made Gandra.

         Pada tanggal 21 Desember 2000 di Desa Tibubeneng diadakan pemilihan Kepala Desa dan saat itu ada 5 orang calon yang salah satunya adalah Drs I Made Gandra. Sehingga pada pemilihan tersebut yang terpilih kembali menjadi Kepala Desa Tibubeneng adalah Drs I Made Gandra dengan perolehan suara terbesar. Yang selanjutnya dilantik pada tanggal 21 Januari 2001 menjadi Kepala Desa Difinitif.

 

Kepemimpinan

Adapun Kepala Desa / Perbekel yang pernah memegang jabatan di Desa Tibubeneng sejak Desa Persiapan dan setelah menjadi Desa Difinitif sampai sekarang adalah :

  1. Pada masa Desa Persiapan dipimpin oleh Drs. I MADE GANDRA periode Tahun 1997 – 2001.

  2. Pada masa Desa Difinitif dipimpin oleh :
    • Periode 21 Januari 2001 – 3 Maret 2009 dipimpin oleh Drs . I MADE GANDRA melalui proses Pemilihan Langsung.

    • Periode 3 Maret 2009  sampai dengan Tahun 2013  dipimpin oleh  I GEDE SURAHARJA. SH, melalui proses Pemilihan langsung.

    • Periode 4 Desember 2013 sampai dengan 4 Desember 2019 di Pimpin Oleh I MADE KAMAJAYA,SE.

Demikianlah sejarah singkat dari Desa Tibubeneng yang dimana kepemimpinannya dan tokoh pemimpin desanya yang setiap saat juga selalu mengalami perubahan yang selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image