Berita Desa

EcoBali Resmikan Fasilitas Pengelolaan Sampah Plastik, Siap Kelola 16 Ton Perhari

26 Agustus 2022
Administrator
Dibaca 40 Kali
EcoBali Resmikan Fasilitas Pengelolaan Sampah Plastik, Siap Kelola 16 Ton Perhari

MANGUPURA – EcoBali Recycle resmi meluncurkan fasilitas pengelolaan sampah plastik yang dapat menampung sampah plastik sebanyak 16 ton perhari. Peresmian dilaksanakan di Gudang EcoBali Jalan Padonan, Banjar Tibubeneng, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Kamis (25/8)

Fasilitas Pengelolaan Sampah Plastik ini diresmikan oleh Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali Nusra Ni Nyoman Santhi  didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Kepala DLHK Kabupaten Badung dan Perbekel Tibubeneng I Made Kamajaya.

Direktur EcoBali I Ketut Mertaadi dalam sambutannya mengatakan EcoBali dalam perjalanannya telah menerapkan sistem memilah sampah sejak awal terbentuk, ecoBali sendiri difokuskan untuk menangani sampah anorganik karena sampah itulah yang perlu dicarikan solusi, walaupun untuk sampah organic EcoBali juga mengajarkan orang membuat kompos.

“Kami memulai dengan memberikan tempat sampah dengan warna yang berbeda untuk mempermudah pemilahan. Kami sudah bekerja sama dengan 173 Bank Sampah, 23 TPS 3R dan 48 Informal sektor dan bekerjasama dengan kurang lebih 1600 pelanggan jasa sampah.

Selama bulan Januari-Juli tahun 2022 ini, EcoBali sudah mengelola 500 ton sampah anorganik dimana dari 500 ton itu terdiri dari 40% plastik, 30% kertas, 15% kaca, dan 3% logam, jadi hanya 10% yang menjadi residu.

“Kita hari ini juga meluncurkan program baru yang bekerjasama dengan Desa Tibubeneng serta Karang Taruna yaitu program Implementasi Pemilahan Sampah dari sumber yang menyasar warung dan toko yang ada di Desa Tibubeneng,” imbuhnya.

Dari pengembangan fasilitas dan kolaborasi ini EcoBali bersama Desa Tibubeneng ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari sumber dan mendaur ulang untuk mengurangi sampah yang dibawa ke TPA.

Perbekel Tibubeneng I Made Kamajaya dalam sambutannya mengatakan perkembangan pariwisata di Desa Tibubeneng sungguh pesat. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pariwisata itu juga luar biasa.

Foto : Perbekel Tibubeneng I Made Kamajaya bersama Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali Nusra Ni Nyoman Santhi

Penduduk Desa Tibubeneng saja, saat ini sudah mencapai lebih dari 12 ribu orang ditambah penduduk dari luar desa dan wisatawan.

“Semua itu membawa dampak yang sudah kita rasakan saat ini seperti kemacetan dan masalah sampah. Bayangkan sekitar 24 ribu orang di Desa Tibubeneng menghasilkan sampah, nah ini resiko yang mengancam pariwisata kita,” ungkapnya.

Perbekel Kamajaya menyebut selama ini Eco Bali telah banyak membantu dan berperan aktif menangani masalah lingkungan di Desa. Langkah kecil tapi riil di Desa yaitu Bank Sampah yang ada di 13 Banjar se Desa Tibubeneng, TPS 3R dan pemilahan sampah yang ada di warung warung dengan melibatkan Karang Taruna.

“Kami harap kerjasama ini tetap diperkuat dan peran yang lebih signifikan bekerjasama dengan Desa Adat, BUMDes serta Instansi vertical,” ucapnya.

Program pemilahan sampah yang menyasar warung dan toko tersebut menitik beratkan pada jenis sampah bernilai rendah seperti kantong kresek, pembungkus kopi shaset, dan sebagainya yang tidak diambil oleh Bank Sampah.

Turut hadir, Perwakilan Camat Kuta Utara, Ketua & Anggota BPD Tibubeneng, Bendesa Adat Padonan, Kelian Banjar Dinas se Desa Tibubeneng, Kelian Banjar Adat Tibubeneng, Ketua LPM Tibubeneng, Direktur BUMDesa Gentha Persada, Perwakilan Karang Taruna Tibubeneng, dan para komunitas penggiat kebersihan lingkungan se Bali. (Oka/KIMTbb)

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image